Tanaman
rambutan (Nephelium lappaceum L.)
merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dengan family Sapindacaeae.
Tanaman buah tropis ini dalam bahasa inggrisnya disebut hairy fruit. Hingga
saat ini telah menyebar luas didaerah yang beriklim tropis seperti Filipna dan
Negara-negara Amerika Latin dan ditemukan pula didaratan yang mempunyai iklim
sub-tropis (Liska Yunitasari, 2011).
Buah
rambutan memiliki kandungan nutrisi yang bernmanfaat bagi kesehatan manusia.
Rambutan mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium dan
vitamin C. Kulit buah mengandung tannin dan saponin. Biji mengandung lemak dan
polifenol. Daun mengandung tannin dan saponin. Kulit batang mengandung
tannin,saponin,flavonida, pectic substance, dan zat besi (Liska Yunitasari,
2011).
Sebagai
buah local, rambutan cukup digemari oleh masyarakat luas. Sementara itu
rata-rata tanaman ini masih diusahakan secara tradisional, belum dikelola
secara serius sebagai usaha budidaya tanaman buah pada umumnya. Sedangkan
pemanfaatan buah ini selain dikonsumsi sebagai buah segar, juga banyak
dimanfaatkan sebagai buah kaleng. Rambutan ini masih tetap menjadi kegemaran bagi penyuka buah meskipun berbagai jenis
buah termasuk impor membanjiri pasar buah di Indonesia. Oleh karena itu
budidaya rambutan merupakan peluang usaha yang baik untuk dikembangkan lebih
lanjut (Liska Yunitasari, 2011).
Rambutan
(Nephelium lappaceum L.) yang berasal
dari kawasan Nusantara (Indonesia, Malaysia), cukup dikenal di Indonesia.
Agaknya sampai sekarang rambutan hanya dibudidayakan di kawasan asalnya sendiri
dan sekitarnya . Di Indonesia sekitar Pasarminggu (Jakarta) dan Binjai (Medan)
adalah daerah rambutan yang terkenal. Rambutan juga dibudidayan di Malaysia,
Thailand, dan Filiphina. Pembudidayaan rambutan belum banyak diteliti. Demikian
pula dengan penyakit-penyakitnya. Di Malaysia dan Thailand penelitian terhadap
penyakit rambutan cukup banyak dilakukan (Haryono Semangun, 2007).
Hama
dan penyakit yang menyerang tanaman rambutan dapat berupa serangga ( semut,
kepik), kalong, bajing dan ulat penggerek dan ulat jengkal. Penyakit pada
tanaman rambutan Cjhephaleusos Sp,
menyerang daun yang sudah tua, penyakit ini muncul pada musim hujan. Membasmi
hama dan penyakit yang menyerang tanaman
rambutan dapat dilakukan dengan cara preventif/pencegahan dan secara kuratif
/pemberantasan (Rosalia Aguustin, 2012).
Sumber :
Liska Yunitasari S. P. , 2011. Panduan Budidaya Rambutan Varietas
Unggulan.
Sleman Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Haryono Semangun, 2007. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura Di
Indonesia. Yoyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Rosalia Agustin, 2012. Makalah Budidaya Rambutan, Diakses pada
tanggal
2 Desember 2018 dari,
Wikipedia , 2018. Diakses pada tanggal 6 Desember 2018 dari,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar